Putri Amelysha, adalah putri dari Pak Yono dan Bu Yuli yang dibesarkan dari keluarga nelayan daerah pesisir Kepulauan Riau, kota Batam dengan perekonomian rendah. Pak Yono bekerja sebagai nelayan ikan kakap. Profesi tersebut menjadi turun temurun dari keluarga. Sedangkan Bu Yuli ikut membantu mencari uang demi mencukupi kebutuhan keluarga dengan cara memetik buah kelapa, dan membuat tas dan dompet anyaman bersama ibu-ibu lainnya. Mereka memiliki satu anak laki-laki bernama Putra. Putra merupakan anak pertama yang memiliki sifat pembangkang, dan dia jarang tinggal dirumah, sekalinya ia pulang kerumah sudah larut malam. Putri sedih melihat ayah dan ibu bekerja keras demi masa depannya. Ya hanya masa depan Putri, bukan masa depan Putri dan dan Kakaknya Putra, karna Kakaknya putus sekolah dan tidak ingin melanjutkannya lagi.
Putri masih duduk dibangku SMA kelas 2. Sehabis pulang sekolah, Putri membantu ibunya membuat anyaman untuk dijadikan tas dan dijual ke pasaran. Tekadnya sudah bulat, untuk membahagiakan kedua orang tua dan menaikan haji mereka. Putri tidak memiliki banyak waktu bersama sang ayah, karna ayahnya selalu berangkat pagi dan pulang hingga larut malam.
“Terkadang saya iri dengan kehidupan yang sempurna, yang aku tau dari cerita banyak orang, anak perempuan lebih dekat ke Ayahnya, tapi aku tidak. Ayah tak punya banyak waktu untukku” Kata Putri
Sebelum Putri berangkat ke sekolah, ia menyempatkan diri membantu menyiapkan kebutuhan Ayahnya sebelum pergi melaut.
Pak Yono senang anaknya bisa menerima keadaan dengan lapang, dan mau membantu tetapi tidak dengan Putra, yang sulit dipahami. Pak Yono tidak pernah patah semangat agar kehidupannya bisa lebih layak. Sering mengalami kendala ketika mencari ikan, apalagi cuaca yang tidak bisa diprediksi yang menghasilkan pancingan Pak Yono menjadi menurun. Persaingan ketat dalam mencari ikan, perhitungan sewa kapal yang mahal serta perizinan kapal yang dirasa terlalu sulit membuat menambah beban bagi Pak Yono. Belum lagi dengan harga jual ikan pada pengepul yang rendah. Tentunya hal tersebut sangat menyulitkan nelayan kecil seperti Pak Yono, tak heran masih banyak nelayan yang hidupnya kurang sejahtera walaupun para nelayan sudah bekerja tak kenal waktu.
Putri mendapatkan informasi bahwa bulan depan, di desanya akan kedatangan orang-orang dari kota untuk memberikan edukasi kepada nelayan. Putri sangat menantikan kehadiran komunitas tersebut. Putri berharap kedatangan mereka bisa memberikan dampak positif yang besar bagi kesejahteraan nelayan. Semua orang di desa nelayan diperbolehkan untuk hadir dalam penyampaian informasi dan ruang diskusi yang dilakukan komunitas asal kota. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kebetulan acara tersebut diadakan di hari Sabtu dan Minggu, dimana hari tersebut Putri libur sekolah dan bisa mengikuti acara tersebut. Putri dan Ayahnya, Pak Yono hadir dalam acara tersebut. Tak banyak nelayan yang datang, mungkin alasannya karena lebih memilih melaut demi mendapatkan uang.
Selama 2 hari penyampaian edukasi kepada nelayan berlangsung tertib dan lancar. Para panitia bekerja sama demi tersampainya materi yang bisa membantu para nelayan. Pembicara komunitas, bernama Raja menyampaikan bahwa perkembangan zaman yang semakin canggih bisa dimanfaatkan oleh nelayan untuk tercapainya kesejahteraan. Pak Yono yang tidak ‘melek’ teknologi merasa hal tersebut membutuhkan bimbingan yang lebih. Putri satu-satunya anak nelayan yang ikut mendengarkan edukasi tersebut memperhatikan secara rinci. Putri merasa tergerak untuk mengetahui lebih dalam mengenai teknologi yang bisa membantu kesejahteraan nelayan. Setiap hal yang dirasa belum paham, ia tak sungkan untuk bertanya langsung kepada Raja.
“Apa yang sudah dihadirkan dalam bentuk teknologi, bisa digunakan dan dimanfaatkan sebaik mungkin.” Ucap Raja.
Raja menjelaskan nelayan bisa menggunakan aplikasi dari Ledgernow yang dapat mempermudah kinerja dan produktivitas nelayan. Ternyata aplikasi yang menggunakan teknologi Blockchain ini bisa membuat segala data menjadi terintegrasi dalam satu sistem dan akan membuat kinerja para nelayan menjadi lebih mudah. Melalui aplikasi ini, para nelayan akan difasilitasi Collecting Ship di setiap pelabuhan untuk menjemput hasil tangkapannya, sehingga tidak perlu capek-capek untuk pulang pergi untuk menyetor hasil tangkapan. Mereka pun bisa menjual ikannya disana secara langsung dan tidak harus melalui para pengepul ikan lagi. Selain itu nelayan juga bisa mengetahui lokasi dimana ikan banyak berkumpul dan mengetahui kondisi laut saat ini. Sistem blockchain juga membantu nelayan dalam mengurus surat izin kapal. Informasi selengkapnya https://ledgernow.com/.
Setelah 2 hari berlalu, Putri ditunjuk Komunitas kota untuk membantu menyebarkan informasi dan membantu nelayan menggunakan aplikasi blockchain. 2 Bulan sekali, Raja datang ke desa nelayan untuk mengontrol penggunaan aplikasi blockchain kepada nelayan. Sebulan berlalu, nelayan sudah mahir menggunakan aplikasi blockchain. Para nelayan bisa lebih produktif dan bisa meraup keuntungan lebih banyak lagi karena sudah bebas dari sadisnya pengepul. Kehadiran aplikasi Ledgernow dengan sistem blockchain sangat berarti bagi nelayan. Tujuan komunitas kota data ke desa nelayan berhasil untuk mensejahterakan kehidupan nelayan. Sejak kedatangan komunitas kota, dimana saat ini Raja menjadi pembicara untuk membantu menggerakan perekonomian nelayan, Putri menjadi aktif untuk turut membantu nelayan jika ada yang belum paham mengenai sistem aplikasi blockchain. Sesekali Putri dan Raja intens bertukar pesan menanyakan keadaan didesa Putri tinggal.
Beberapa bulan berlalu, hal yang tidak terduga terjadi. Ponsel Putri berbunyi, menandakan bahwa ada pesan masuk. Ternyata pesan tersebut dari Raja.
“Minggu depan saya akan kedesa mu lagi. Mau bertemu dengan Ibumu. Kamu siap-siap ya.”
“Denggggg” Putri kaget dan heran. Untuk apa Raja ingin bertemu dengan Ibu, dan mengapa dia menyuruh Putri untuk bersiap-siap…
—————————- to be continue
Next : Episode 2 | Episode 3 | Episode 4 | Episode 5