Posted on

Mengenal Blockchain Itu Mudah

Teknologi Blockchain menjadi sebuah terobosan baru dalam bisnis, bagaimana tidak? Blockchain memberikan sebuah fasilitas penyimpanan dan integrasi data yang dapat dipercaya dan minim manipulasi. Hal ini tentu sangat berguna dan bermanfaat bagi para pelaku industri keuangan agar meningkatkan kredibilitas di mata konsumen, yang menggunakan layanan jasa serta produknya dalam menyimpan uang mereka. Teknologi Blockchain yang masih belum banyak diterapkan dalam industri atau perusahaan-perusahaan besar tidak membuat Mandiri, sebagai salah satu perusahaan besar  perbankan di Indonesia, ragu untuk segera memahami mekanisme dari teknologi Blockchain ini dan diharapkan bisa segera menerapkan teknologi ini dalam seluruh sistemnya. 

Kegiatan training ini diselenggarakan selama dua hari dari hari Jumat, tanggal 22 November 2019 hingga  Sabtu, 23 November 2019. Sebanyak 25 peserta dari Mandiri mengikuti training yang diselenggarakan oleh ICC Indonesia (International Chamber of Commerce) yang bekerjasama dengan LedgerNow untuk membuat sebuah pelatihan pengenalan tentang Teknologi Blockchain yang diisi oleh Bapak Leonardus Gazali. Kegiatan yang diselenggarakan dari pukul 08.00 pagi di Hotel Grand Mercure, Jakarta ini, berhasil menarik antusiasme dari peserta training yang hadir tepat waktu. Bahkan sebelum acara dimulai pun, banyak peserta yang menanyakan seputar Blockchain. Tidak hanya itu, bahkan saat acara berlangsung, sebelum diadakannya sesi pertanyaan, banyak yang sudah mengajukan pertanyaan langsung berkaitan dengan materi yang sedang disampaikan. Suasana training pun menjadi lebih hidup karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan langsung dengan kenyataan sehari-hari.

Banyak definisi dari Blockchain yang memiliki pemahaman sama, namun demi menyederhanakannya dan dapat langsung dimengerti secara langsung oleh peserta, LedgerNow sebagai penyedia materi Blockchain, menggunakan sebuah permainan interaktif, mudah dan tentunya menganut sistem Blockchain yang paling sederhana agar peserta dapat secara langsung paham dan mempraktekannya. Terdapat dua jenis permainan, yaitu “Jungle Of Trust“ dan “Tower Of Hanoi“. Tidak disangka, kedua permainan ini sukses dan menarik antusias peserta sehingga suasana menjadi ramai, menyenangkan dan mudah dimengerti. Walaupun disisipi cara kerja Blockchain, permainan ini berhasil menghidupkan suasana sehingga membuat para pemainnya mengerti cara kerja Blockchain. 

Setelah bermain, kegiatan dilanjutkan dengan sesi presentasi dan pemaparan materi tentang Blockchain di era industri dan era bisnis masa kini. Materi dijelaskan sedemikian rupa dengan memberikan banyak contoh dan studi kasus yang sedang terjadi serta bagaimana jika kasus tersebut diselesaikan dengan Blockchain. Selain membahas Blockchain, pada beberapa kesempatan juga diputarkan video dari Jack Ma, Co-founder dari Alibaba Group untuk memberikan motivasi bagi para peserta. Saat materi ini dipaparkan tidak luput dari interaksi antara pemberi materi dengan peserta, yang tentu disertai beberapa pertanyaan, sehingga membuat pembahasan lebih beragam. 

Tidak sampai disitu, materi kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok disertai beberapa kasus untuk dipecahkan dengan memanfaatkan teknologi Blockchain. Kasus yang diberikan berupa masalah nelayan di Indonesia, namun hal ini hanya salah satu pilihan, karena peserta bebas memilih kasus apapun yang ingin dipecahkan dengan solusi Blockchain. Walaupun sebagian besar mengambil kasus yang sama yaitu Nelayan Indonesia, tetapi solusi yang didapatkan berbeda-beda dengan hasil diskusi masing-masing. Hal ini sangat menarik, karena menunjukan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan dengan teknologi Blockchain. Selama proses diskusi per kelompok, mereka secara aktif saling mengajukan pendapatnya dan meminta arahan dari Bapak Leo.

Sebelum diakhiri, selanjutnya setiap kelompok yang sudah berdiskusi, dipersilahkan untuk melakukan presentasi hasil diskusi di hadapan kelompok yang lain dan akan langsung direview juga oleh pemateri. Output dari dari kegiatan ini adalah agar terciptanya solusi-solusi yang menggunakan keunggulan dari Blockchain terutama dalam industri perbankan. Dengan adanya diskusi dan pemecahan masalah seperti ini menurut kami sangat efektif agar muncul solusi baru. Hal lainnya adalah solusi yang muncul dari tiap kelompok juga beragam. 

Dengan diadakannya training ini tentu besar harapannya para peserta mendapatkan ilmu baru dari Teknologi Blockchain, yang dapat menjadi solusi dari masalah saat ini serta meningkatkan mutu dari sebuah perusahaan. 

Posted on

LedgerNow mengucapkan selamat kepada aplikasi Nelayan Pintar yang berhasil menjadi pemenang ketiga dalam kompetisi BRI Hacktown Digital Challenge 2019 yang diadakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI)  Acara ini digelar dengan tujuan menciptakan solusi dan inovasi terbaru guna membangun ekosistem bidang digital di Indonesia. Tantangan yang diberikan oleh BRI Hacktown Digital Challenge mencakup permasalahan bisnis yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat terutama dibidang keuangan.

Aplikasi Nelayan Pintar menggunakan platform LedgerNow untuk mendata produktivitas nelayan yang akan dihubungkan dengan layanan milik Bank BRI. LedgerNow menggunakan teknologi blockchain yang dapat mempermudah para nelayan terutama dalam transaksi keuangan. Para nelayan dapat menabung dan melakukan pinjaman dengan sangat mudah. Tidak hanya itu, LedgerNow juga menjamin semua transaksi dilakukan secara transparan, aman dan terlindungi sehingga tidak dapat dimanipulasi. 

LedgerNow membuka peluang bagi semua pelaku bisnis untuk berkolaborasi menjadikan semua transaksi bisnis lebih mudah, aman dan terpercaya. Sehingga, tidak perlu khawatir lagi adanya kecurangan dan manipulasi pada setiap transaksi. Jadi tunggu apalagi, mari berkolaborasi dan jadikan transaksi bisnismu lebih mudah dan aman bersama LedgerNow. Info selengkapnya https://www.ledgernow.com/ 

 

Posted on

Day 31: Eat Simple Food

Makanlah Makanan dalam Bentuk yang Utuh

‘Detoks’ makan hasil olahan yang berlebihan

Jika Anda membaca tentang gizi, Anda mungkin pernah mendengar nasehat untuk makan lebih segar daripada makanan olahan. Namun perlu diketahui bahwa mengubah makanan dari keadaan alami, yang sebenarnya sudah dianggap’ diproses.

yang jadi masalah adalah makan yang diproses dengan sangat kompleks, seperti makanan ringan dan makanan yang tinggi di gula tambahan, lemak noda dan lemak tidak sehat, karena mengkonsumsi terlalu banyak dari mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan. Apalagi makanan “ultra-olahan”, mereka adalah formulasi garam, gula, minyak dan lemak, serta rasa, warna dan warna tambahan, bumbu dan aditif lainnya.

Cara mengurangi konsumsi makanan olahan:
1. Mulai perlahan.
2. Makan makanan yang lebihs segar.
3. Air yang lebih banyak, kurangi gula
4. Hentikan konsumsi garam
6. Hindari makanan olahan terutama daging.
7. Rencana makananmu.
8. Gunakan alternatif makanan ringan yang tidak diolah.
9. Buatlah versi Anda sendiri dari makanan olahan secara tradisional.
10. Buatlah versi yang lebih baik dari makanan beku.
11. Jangan tertipu dari versi beku yang lebih beku.

Ini adalah kampanye terakhir dari PureHeart untuk Smart Foodie, Food Karma.
Enjoy your life ahead.

Eat Simple Food

‘Detox’ from overly processed foods

If nutrition headlines catch your attention, you’ve probably heard the advice to eat more fresh, whole foods and consume fewer processed foods.
It is important that people understand, anytime you alter the food from its natural state, that is actually considered ‘processed,’

It’s the more heavily processed foods, snacks and meals high in added sugars, sodium and unhealthy fats that are the “problem” processed foods, as consuming too many of them can lead to health problems. Also known as “ultra-processed” foods, they are formulations of salt, sugar, oils and fats, as well as flavors, colors and other additives.

How to cut back on highly processed foods:
1. Start slowly.
2. Supplement your meals with fresh foods.
3. Fewer sugar-sweetened beverages, more water.
4. Stop adding salt to foods.
6. Limit or avoid processed meats.
7. Plan ahead.
8. Use substitutes for highly processed snacks and foods.
9. Make your own versions of traditionally processed foods.
10. Make healthier versions of frozen meals.
11. Don’t be fooled by the advertising.

This is the last campaign of PureHeart for Smart Foodie, Food Karma.
Enjoy your life ahead.

More information:
Smart Foodie, Food Karma: https://pureheart.ledgernow.com/smart-foodie-food-karma/
Sustainable Giving: https://pureheart.ledgernow.com/sustainable-giving/

Posted on

Day 30: Order Only What You Want to Eat

Pesanlah Apa yang Ingin Anda Makan

Anda dapat menurunkan berat badan sambil menikmati makanan yang Anda sukai jika Anda makan dengan penuh kesadaran. Itulah inti dari filosofi Eat What You Love, Love What You Eat.

Ini sebagian tentang makan emosional. Pada rencana ini, Anda bertanya pada diri sendiri – sebelum gigitan pertama – apakah Anda benar-benar lapar atau merasakan sesuatu yang lain, seperti kemarahan, kesepian, atau kebosanan.

Ketika Anda memutuskan bahwa Anda cukup lapar untuk makan, hentikan yang lainnya dan berkonsentrasi pada rasa, tekstur, dan warna sehingga Anda akan tahu kapan Anda mulai merasa kenyang.

PureHeart: Makan Apa yang Anda Cintai, Cintai Apa yang Anda Makan

Order Only What You Want to Eat

You can lose weight while enjoying the foods that you love if you eat mindfully. That’s the heart of the Eat What You Love, Love What You Eat philosophy.

It’s partly about emotional eating. On this plan, you ask yourself — before the first bite — if you’re really hungry or are feeling something else, like anger, loneliness, or boredom.

When you decide that you’re hungry enough to eat, stop everything else and concentrate on the flavors, textures, and colors so you’ll know when you start to feel full.

PureHeart: Eat What You Love, Love What You Eat

More information:
Smart Foodie, Food Karma: https://pureheart.ledgernow.com/smart-foodie-food-karma/
Sustainable Giving: https://pureheart.ledgernow.com/sustainable-giving/

Posted on

Day 29: Reuse and Collect Glassware Bottles

Gunakan dan Kumpulkan Botol Kaca

Mengapa botol kaca Coke lebih baik?
Menurut Sara Risch, ahli biokimia sekaligus pendiri Science by Design, perbedaan rasa itu disebabkan reaksi cairan dengan polimer yang menjadi bahan penyusun kemasan, baik botol maupun kaleng.

Polimer merupakan molekul di dalam material kemasan. Dalam kemasan kaleng aluminium, polimer pada lapisan kemasan menyerap sebagian rasa minuman. Sehingga kenikmatan rasanya agak berkurang.

Botol-botol soda kaca bisa lebih buruk bagi lingkungan daripada plastik, karena penggerak anti-plastik telah melihat lebih banyak botol kaca terjual.
Namun terlepas dari pandangan umum ini, kaca mungkin tidak lebih merusak lingkungan daripada plastik, karena jauh lebih berat, dan karenanya memiliki jejak karbon yang jauh lebih besar. Karbon dioksida adalah salah satu gas yang ditemukan para ilmuwan di balik pemanasan global.

Sementara itu supermarket besar telah meluncurkan skema penyimpanan botol di mana konsumen dapat menebus uang atau voucher dalam toko dengan imbalan botol plastik kosong mereka. Ketakutan meningkat di botol-botol plastik yang berakhir di laut dan sungai karena konsumen sering memasukkannya ke tempat sampah alih-alih mendaur ulangnya.

Sirup, madu atau aneka minuman berbahan alami biasanya dikemas dalam botol-botol kaca. Botol kaca memang menjadi pilihan pengemasan yang baik karena kedap udara sehingga bahan-bahan minuman tidak terkontaminasi udara bebas dan bakteri yang dapat merusaknya. Namun, karena bentuknya yang cukup besar dan bahannya yang berisiko pecah, botol kaca bekas hanya dibiarkan bertumpuk begitu saja.

Daripada terbuang sia-sia, manfaatkan yuk botol-botol kaca bekas di rumah menjadi dekorasi yang cantik.

Reuse and Collect Glassware Bottle

Why is glass bottle Coke better?
Conversely, acetaldehyde in plastic bottles might migrate into the soda. The FDA regulates this kind of potential chemical contact, but even minute, allowable amounts could alter flavor. Your best bet for getting Coke’s pure, unaltered taste is to drink it from a glass bottle, the most inert material it’s served in.

Glass soda bottles could be worse for the environment than plastic, the world’s biggest drinks manufacturer has warned, as the UK’s anti-plastic drive has seen more glass bottles sold.
But despite this common view, a spokesman for Coca Cola warned that glass may not be less damaging to the environment than plastic, as it is much heavier, and therefore has a much larger carbon footprint. Carbon dioxide is one of the gasses which scientists have found to be behind global warming.

Meanwhile major supermarkets have launched bottle deposit schemes where consumers can redeem money or in-store vouchers in return for their empty plastic bottles.

Fears have been mounting over plastic bottles ending up in oceans and rivers as consumers were frequently putting them in the bin instead of recycling them.

More information:
Smart Foodie, Food Karma: https://pureheart.ledgernow.com/smart-foodie-food-karma/
Sustainable Giving: https://pureheart.ledgernow.com/sustainable-giving/